Category Archives: Artikel

Menperin resmikan pabrik amonium nitrat di Cikampek

Karawang (ANTARA News) – Menteri Perindustrian MS Hidayat meresmikan pabrik amonium nitrat kedua milik PT Multi Nitrotama Kimia yang berlokasi di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin.

Direktur Keuangan PT Multi Nitrotama Kimia, Rolaw P Samosir, mengatakan, pabrik amonium nitrat PT Multi Nitrotama Kimia yang kedua mulai dibangun sejak Oktober 2009 dengan investasi sebesar 69 juta dolar AS. Pembiayaan pembangunan pabrik tersebut diperoleh dari dana setoran pemegang saham, pinjaman bank dan dana internal perusahaan.

Dalam pembangunan pabrik tersebut, PT Multi Nitrotama Kimia menunjuk konsorsium PT Inti Karya Persada Tehnik, sebagai perusahaan yang melakukan konstruksi pabrik PT Multi Nitrotama Kimia kedua serta chemical dan fertilizer industry holding, sebagai konsultan enginering.

Direktur Komersial PT Multi Nitrotama Kimia, Alex Djajadisastra, mengatakan, dengan dioperasikannya pabrik PT Multi Nitrotama Kimia kedua, maka PT Multi Nitrotama Kimia memiliki dua pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Kujang Cikampek, di atas lahan seluas 5 hektare.

“Total kapasitas produksi dari dua pabrik amonium nitrat itu sebesar 140.000 metric ton per tahun,” kata Alex dalam siaran pers, yang diterima ANTARA, di Karawang, Senin.

Selain mengembangkan produksi dan jasanya, kata dia, PT Multi Nitrotama Kimia juga terus melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan dan persaingan usaha yang semakin ketat, dalam industri global.

PT Multi Nitrotama Kimia merupakan salah satu pemimpin pasar industri jasa pertambangan di Indonesia, terutama dalam produsen dan distribusi amoniun nitrat. Amonium nitrat itu sendiri ialah bahan baku utama yang digunakan dalam proses peledakan pertambangan.

Sementara itu, peresmian pabrik PT Multi Nitrotama Kimia itu sendiri dilakukan Menteri Perindustrian MS Hidayat, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Peresmian pabrik itu ditandai dengan menekan tombol sirine, penandatanganan prasasti, dan penandatanganan produk pertama pabrik PT Multi Nitrotama Kimia kedua.

OKAS incar kontrak US$ 100 juta

JAKARTA. Menjaga agar pertumbuhan kinerjanya tetap stabil di masa mendatang, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) gencar mencari kontrak baru. Dengan demikian, kinerja OKAS tidak tergantung pada klien-klien tertentu.

Produsen amonium nitrat dan bahan peledak ini mengincar kontrak dari tiga sampai empat klien baru di 2012 nanti. “Nilai kontrak yang kami incar sekitar US$ 50 juta-US$ 100 juta,” kata Dharma H. Djojonegoro, Direktur Utama OKAS, dalam paparan publik di Jakarta, Senin (12/12).

Selama ini, OKAS masih bergantung pada klien-klien besar, seperti Freeport Indonesia dan Chevron Pacific Indonesia. Masalahnya, tahun ini kedua perusahaan tersebut terbelit masalah pelik.

Freeport misalnya, sudah tiga bulan terakhir dihantam aksi mogok dari para buruhnya. Alhasil perusahaan tambang ini harus menghentikan produksi untuk sementara. Otomatis, order amonium nitrat ke OKAS pun terhenti.

Kondisi ini jelas berdampak negatif pada kinerja keuangan OKAS. Di sembilan bulan pertama 2011, perseroan ini hanya bisa mencetak penjualan Rp 852,98 miliar.

Jumlah ini lebih kecil 19,89% dari penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 1,06 triliun. Maklumlah, OKAS hanya mengandalkan order dari dua klien, yakni Indominco Mandiri dan Pama Persada Nusantara.

Akibat penurunan penjualan, OKAS membukukan rugi yang distribusikan pada pemilik induk sebesar Rp 5,97 miliar, turun dari laba Rp 13,21 miliar di tahun sebelumnya. “Target tahun ini boleh dikatakan kandas,” keluh Dharma. Karena itulah, perseroan ini berniat mencari klien baru.

Klien baru

Tahun ini, sudah ada beberapa klien baru yang berhasil digaet. Agustus lalu, OKAS memenangkan kontrak dari PT Adaro Indonesia Tbk (ADRO) untuk memasok amonium nitrat dan jasa pertambangan sebesar US$ 75 juta.

Selanjutnya, OKAS mendapat kontrak dari Asmin Koalindo Tuhup senilai US$ 25 juta. Kedua kontrak tersebut diperoleh melalui anak usaha OKAS, yakni PT Multi Nitrotama Kimia. Kontrak berlaku selama tiga tahun.

OKAS optimistis langkah diversifikasi klien ini bisa meningkatkan kembali kinerja perseroan. Tahun depan OKAS menargetkan penjualan bisa mencapai Rp 1,5 triliun, naik 36,4% dari target penjualan tahun ini, sebesar Rp 1,1 triliun.

OKAS juga mengincar EBITDA sebesar US$ 25 juta-US$ 35 juta. Target ini lebih tinggi 75% dari target realisasi EBITDA tahun ini sebesar US$ 15 juta-US$ 20 juta.

Perseroan ini juga akan menggenjot volume penjualan tahun depan. Manajemen OKAS juga menargetkan peningkatan kapasitas produksi dengan selesainya pembangunan pabrik MNK-2.

Dengan pabrik baru tersebut, perseroan ini mematok kapasitas produksi bakal naik hingga empat kali lipat menjadi 150.000 ton per tahun. Saat ini, OKAS baru bisa memproduksi amonium nitrat 37.000 metrik ton per tahun.

Reza Priyambada, Kepala Riset Indosurya Asset Management, menilai positif rencana bisnis OKAS tersebut. Namun ia menegaskan hal tersebut tidak akan berimbas pada pergerakan saham OKAS.

Pasalnya, saham OKAS kurang diminati pelaku pasar. Investor menganggap industri pendukung pertambangan yang digeluti OKAS kurang menarik. “Walau tahun depan OKAS bisa mencetak kinerja lebih baik, pergerakan saham tidak akan terlalu atraktif,” ujar Reza.

Sekadar catatan, OKAS juga sebenarnya berniat mengakuisisi tambang batubara untuk mengerek pendapatan. Tapi rencana ini tak juga terlaksana karena perseroan belum mendapat pendanaan.

Multi Nitrotama Kaji Bangun Pabrik Detonator di Kaltim

KARAWANG – PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) mengklaim telah menguasai 40 persen atau sekira 170 ribu ton per tahun pangsa pasar amonium nitrat nasional.

“Nanti 2012 permintaan amonium nitrat diperkirakan tembus 550 ribu ton dan itu menjadi alasan mengapa kami berekspansi dan rencananya kami akan terus ekspansi karena semua tambang pasti butuh amonium nitrat. Kami ingin mempertahankan tingkat penguasaan pangsa pasar di sekira 40-50 persen,” kata Direktur Utama PT MNK Dharma Djojonegoro di sela-sela acara peresmian pabrik PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) kedua di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Senin (3/10/2011).

Pada tahun depan, kata dia, perusahaan menargetkan ingin membangun pabrik perakitan penyulut peledakan yakni detonator di Kalimantan Timur.

“Produsen untuk aksesoris seperti booster dan detonator di Indonesia sekarang nyaris belum ada. Ada tapi masih sedikit sekali,” paparnya.

Menurutnya, masih tingginya impor amonium nitrat disebabkan oleh adanya keringanan impor, mulai dari bebas Bea Masuk hingga pajak lainnya.

“Banyak keringanan impor diberikan dalam master list yang sebenarnya untuk capital goods karena memang selama ini 90 persen amonium nitrat diperoleh dari impor. Dengan adanya tambahan pabrik baru, kami harapkan pemerintah meninjau ulang kebijakan itu agar industri nasional lebih tumbuh,” tandas Dharma. (rfa) (Sandra Karina/Koran SI/wdi)